Bagaimana
supaya hati punya KEKUATAN? Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa KEKUATAN
yang sejati dalam diri manusia itu tiada lain adalah dengan cara
mengingat Allah SWT. Untuk mengingat Allah, bisa kita latih dengan
mengulang-ulang kalimat doa di dalam hati dan boleh juga (tidak selalu
harus) diucapkan melalui mulut.
Dari
sudut pandang lain, Kasih sayang dan rahmat-Nya diatas ancaman dan
siksa-Nya. Kalau kita berniat mendekati Allah, maka Allah akan
menyongsong dekati kita jauh sebelum niat kita terlahirkan. Kalau kita
berniat punya kekuatan yang tak terbatas maka caranya adalah PASRAH pada
ALLAH sehingga DIA akan memberikan kekuatan NYA berlipat-lipat yang
tidak pernah kita duga sangka sebelumnya.
Berikut doa yang biasanya dizikirkan
dalam hati di setiap saat, dengan jumlah seikhlasnya agar bisa membantu
kita untuk merasakan ‘HUDUR’ (kebersamaan bersama ALLAH) juga merasakan
‘dekat dan diperhatikan Allah SWT. Doa itu adalah:
ALLAH HADIRI — Allah hadir bersamaku
ALLAH SYAHIDI — Allah menyaksikanku
ALLAH MA’I — Allah bersamaku
ALLAH NADHIRUN ILAYYA — Allah selalu melihatku
ALLAH QARIBUN MINNI — Allah dekat denganku
Ada ulama yang menganjurkan dibaca
sebelum tidur sebanyak 11 kali. Ulama Syaikh Umar Al-Faruqi kepada
keponakannya berpesan agar menanamkan dalam jiwanya kalimat Allahu Ma’i , Allahu Syahidi, Allahu Nadirun Ilayya.
Hakekatnya, dengan memahami makna yang
terkandung dalam kalimat-kalimat tersebut, maka kita akan merasa malu
untuk bermaksiat kepada Allah. Karena setiap gerak-gerik kita akan
selalu terpantau oleh Allah.
Dengan demikian, hal itu bisa
menghantarkan kita menjadi kaum muslimin sebagaimana yang Allah
kehendaki dan ridhoi yang termaktub dalam Al-Qur’an: Kuntum khoiro ummatin ukhrijat linnasi ta’muruna bil makruf, watanhauna ‘anil munkar.
Seorang ulama terkemuka, Imam Sahl bin
Abdullah Al-Tastari menuturkan kisah dirinya ketika berumur tiga tahun
saat ikut pamannya yang bernama Muhammad bin Sanwar yang rajin untuk
melakukan sholat malam.
Suatu hari, paman berkata kepadaku: “Apakah kau mengingat Allah, yang menciptakanmu?
Aku menjawab: “Bagaimana caranya aku mengingat-Nya?”
Aku menjawab: “Bagaimana caranya aku mengingat-Nya?”
Beliau menjawab: “Anakku, jika
berganti pakaian dan ketika hendak tidur, katakanlah tiga kali dalam
hatimu, tanpa menggerakkan lisanmu: “Allahu Ma’i, Allahu Naadhiri,
Allahu Syahidi” (Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikan
aku!).
Aku menghafalkan kalimat itu, lalu
mengucapkannya bermalam-malam. kemudian aku menceritakan hal ini kepada
paman. Pamanku berkata: “Mulai sekarang, ucapkan zikir itu sepuluh kali
setiap malam”. Aku melakukannya, aku resapi maknanya, dan aku merasakan
ada kenikmatan dalam hatiku. Pikiran terasa terang, aku merasa
senantiasa bersama Allah SWT.
Satu tahun setelah itu, paman
berkata: “jagalah apa yang aku ajarkan kepadamu, dan langgengkanlah
sampai kau masuk kubur. Zikir itu akan bermanfaat bagimu di dunia dan di
akhirat.” Pamanku melanjutkan nasehatnya: “hai Sahl, orang yang merasa
selalu disertai dan dilihat Allah, dan disaksikan Allah, akankah dia
melakukan maksiat?’
Kalimat Allahu ma’i, Allahu naadhiri, Allahu syahidi terkenal
dikalangan ulama arif billah. Bahkan Syeikh Al-Azhar, Imam Abdul Halim
Mahmud, yang terkenal dengan ulama arif billah menganjurkan kepada kaum
muslimin untuk menancapakan kalimat ini didalam hati. Maknanya yang
dahsyat, jika dihayati dengan sungguh-sungguh, akan mendatangkan rasa
ma’iyatullah (selalu merasa disertai, dilihat, dan disaksikan oleh Allah
Swt, dimana dan kapan saja).
Pada
akhirnya, rasa ini akan menumbuhkan takwa yang tinggi kepada Allah SWT
Kalau sudah begitu, apakah orang yang merasa selalu disertai, dilihat,
dan disaksikan Allah akan melakukan maksiat? Dia akan senantiasa berbuat
POSITIF, berpikir POSITIF, berhati POSITIF dan ini pasti akan merubah
pandangan HIDUP kita menjadi HIDUP yang POSITIF. Sehingga pada akhirnya
kita akan menili kehidupan ini dengan SELAMAT dan DIRIDHOI ALLAH SWT di
akhirat dan tentu saja di dunia ini.
SEMOGA BERMANFAAT
assalamualaikum pak ustad qobiltu ijin mengamalkan
BalasHapus