SETIAP
Muslim, tentu memiliki keinginan kuat untuk hidup aman, tentram dan
damai dalam lindungan-Nya, terutama aman dari gangguan syaitan yang
terkutuk.
Apalagi, syaitan sebagai musuh nyata tak
henti-hentinya melakukan berbagai makar untuk menggelincirkan setiap
Muslim dari keimanan, sehingga hidup dalam kegelisahan, kebimbangan,
keraguan bahkan kemunkaran dan kekafiran.
Oleh karena itu, sangat wajar, jika
setiap Muslim mendamba kehidupan bahagia dan aman dari gangguan syaitan
yang terkutuk. Dan, mengenai bagaimana kehidupan kaum Muslimin selamat
dari gangguan syaitan,Allah dan Rasul-Nya telah memberikan ‘senjata’ dan
cara agar benar-benar selamat dari gangguan syaitan.
Karena syaitan tidak pernah putus asa,
dan terus menerus menggelincirkan kaum Muslimin dari keimanan dan
ketakwaan, Allah dan Rasul-Nya pun memberikan metode yang setiap Muslim
harus melakukannya sesering mungkin atau dengan konsisten, yakni membaca
Al-Qur’an, utamanya Surah Al-Baqarah.
Hal ini didasarkan pada apa yang
diterangkan dengan sangat gamblang dalam pembukaan tafsir Surah
Al-Baqarah Ibn Katsir dengan mencantumkan hadits-hadits shohih perihal
tersebut.
Aman dari syaitan
“Janganlah kalian menjadikan rumah
kalian bagai kuburan. Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan
Surah Al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan.” (HR. Muslim).
Dalam hadits yang lain disebutkan, “Semoga
aku tidak mendapatkan salah seorang di antara kalian meletakkan salah
satu kakinya di atas kakinya yang lain, sambil bernyanyi dan
meninggalkan Surah Al-Baqarah tanpa membacanya. Sesungguhnya syaitan
akan lari dari rumah yang dalamnya dibacakan Surah Al-Baqarah.
Sesungguhnya rumah yang paling kosong adalah bagian dalam rumah yang
hampa dari kitab Allah (Al-Qur’an).” (HR. An-Nasa’i).
Sekiranya dalam keseharian kita
menghadapi kesibukan yang sangat padat, maka jangan khawatir, sebab 10
ayat saja dari Surah Al-Baqarah yang senantiasa dibaca setiap hari juga
akan memberikan kemanfaatan yang sama dengan membaca Surah Al-Baqarah
secara keseluruhan.
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Barang
siapa membaca sepuluh ayat dari Surah Al-Baqarah pada suatu malam, maka
syaitan tidak akan masuk ke rumahnya pada malam itu. Yaitu empat ayat
dari awal Surah Al-Baqarah, ayat kursi dan dua ayat selanjutnya, serta
tiga ayat terakhir Surah Al-Baqarah.”
Dalam riwayat lain darinya disebutkan,
“Pada hari itu dia dan keluarganya tidak akan didekati syaitan, dan
sesuatu apaun yang dibencinya. Dan, tidaklah ayat-ayat itu dibacakan
atas orang gila, melainkan dia akan sadar (sembuh).”
Dengan demikian, sangat merugi setiap
Muslim yang melewati harinya tanpa membaca Surah Al-Baqarah. Padahal,
jaminan keuntungan dari Allah Ta’ala sedemikian dahsyat dan nyata.
Bahkan, sekiranya tak mampu, 10 ayat saja dari Surah Al-Baqarah dibaca
setiap hari, syaitan pun Allah jamin tidak akan mendekati kita, rumah
dan keluarga kita.
syafaat
Selain aman dari gangguan syaitan,
membaca Al-Qur’an secara keseluruhan akan memberikan keuntungan maha
dahsyat lainnya, yakni mendapat syafaat di hari kiamat.
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya
Al-Qur’an itu akan memberi syafa’at bagi pembacanya pada hari Kiamat
kelak. Dan, bacalah Az-Zahrawain, yaitu Surah Al-Baqarah dan Ali ‘Imran,
karena kedua surat itu akan datang pada hari Kiamat, soelah-olah
keduanya bagai tumpukan awan, atau bagai dua benda yang menaungi, atau
bagai dua kelompok burung yang mengembangkan sayapnya. Keduanya akan
membela pembacanya pada hari Kiamat.”
Kemudian beliau bersabda, “Bacalah
Al-Baqarah, karena membacanya akan mendatangkan berkah dan
meninggalkannya adalah kerugian. Dan, para tukang sihir tidak akan
sanggup menjangkau (pembacanya).” (HR.Muslim).
Dengan demikian, amat rugi, seorang
Muslim yang melewati harinya tanpa membaca Al-Qur’an. Jika Allah dan
Rasul-Nya memberikan jaminan keuntungan yang sangat dahsyat seperti ini,
masihkah kita mau merelakan hari-hari kita tanpa membaca Al-Qur’an?Na’udzubillahi min dzalik.
istiqomah
Seorang Muslim harus mempunyai sikap
istiqomah dalam menjalankan ibadah dan tugas kekhalifahan di muka bumi.
Istiqomah ini diukur dari niatnya yang senantiasa hanya kepada Allah
Subhanahu Wata’ala amalnya senantiasa sesuai Al-Qur’an dan Sunnah.
Namun, perjuangan menjalankan perintah
Allah dan segala larangan-Nya secara konsisten dan terus menerus,
bukanlah hal yang mudah. Di tengah jalan Allah yang lurus kita akan
digoda oleh banyak jalan lain yang kelihatan lebih bagus. Jalan lurus
menuju Allah adalah jalan yang penuh godaan dan rintangan. Iman yang
tidak kuat akan tergoda untuk berbelok menuju jalan yang lain tersebut.
Istiqamah dalam ibadah tentu tidak akan
mudah dilakukan. Siapapun yang ingin konsisten mencapai sebuah tujuan
besar, pasti harus melewati berbagai penderitaan, kesulitan dan keadaan
yang tidak disukai.
Keistiqamahan, kontinuitas dan
kesinambungan suatu amal sulit diterapkan kecuali dengan memilih jalan
pertengahan, tidak berlebihan, dan tidak melewati batas kemampuan untuk
melakukannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam mengaitkan
istiqamah dengan sikap tidak berlebih-lebihan.
Keistiqamahan takkan bisa berlaku bagi
seseorang yang melakukan amal secara berlebihan. Di sisi lain, amal yang
melewati kapasitas seseorang pun pasti akan mematahkan amal.
Yang dituntut dari kita adalah, jika
tidak mampu melakukan istiqamah hendaknya mendekatinya. Segala amal
harus dilakukan secara pertengahan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Ahabbul a’maali ilallahi adwamuha wa in qalla.” Artinya, perbuatan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus walaupun hanya sedikit.
Sedikit amal jika dilakukan secara rutin
dan terus menerus lebih baik kata Rasulullah. Jangan mengejar suatu
ibadah sampai letih pada suatu waktu, lalu kita tidak sanggup lagi
melakukannya di waktu lain karena bosan atau godaan hawa nafsu.
Ketahuilah, Allah tidak pernah bosan pada ibadah hamba-Nya, hanya
manusia saja yang sering bosan kepada Allah.
Bahkan Allah Subhanahu Wata’ala menyindir
hamba-Nya yang tidak konsisten dalam ibadah. Dalam Surat An-Nahlu ayat
92, Allah berfirman, “Janganlah kamu berlaku seperti seorang wanita yang
memintal kain, lalu merusaknya lagi setelah bersusah payah memintal
dengan bagus”.
Perlu diketahui bahwa ibadah tidak
semestinya dilakukan hanya sesaat di suatu waktu. Seperti ini bukanlah
perilaku yang baik. Para ulama pun sampai mengeluarkan kata-kata pedas
terhadap orang yang rajin shalat –misalnya- hanya pada bulan Ramadhan
saja. Sedangkan pada bulan-bulan lainnya amalan tersebut ditinggalkan.
Para ulama kadang mengatakan,
“Sejelek-jelek orang adalah yang hanya rajin ibadah di bulan Ramadhan
saja. Sesungguhnya orang yang sholih adalah orang yang rajin ibadah dan
rajin shalat malam sepanjang tahun”.
Ibadah bukan hanya dilakukan pada bulan
Ramadhan, Rajab atau Sya’ban saja. Sebaik-baik ibadah adalah yang
dilakukan sepanjang tahun.
Tanda diterimanya suatu amalan adalah
apabila amalan tersebut membuahkan amalan ketaatan berikutnya. Di antara
bentuknya adalah apabila amalan tersebut dilakukan secara kontinyu
(rutin). Sebaliknya tanda tertolaknya suatu amalan (tidak diterima),
apabila amalan tersebut malah membuahkan kejelekan setelah itu.
Di antara keunggulan suatu amalan dari
amalan lainnya adalah amalan yang rutin (kontinyu) dilakukan. Amalan
yang kontinyu –walaupun sedikit- itu akan mengungguli amalan yang tidak
rutin meskipun jumlahnya banyak. Amalan inilah yang lebih dicintai oleh
Allah.
Merupakan kebahagian tersendiri bagi
orang tua apabila mempunyai putra-putri yang punya karakter segera
menunaikan shalat wajib begitu tiba waktunya, gelisah apabila menunda
shalat wajib, gemar mengikuti shalat berjamaah, merasakan ibadah sebagai
kebutuhan bukan beban, selalu melakukan thaharah dengan benar,menyesal
bila melewatkan satu hari tanpa membaca Al-Quran, menunaikan minimal
satu macam shalat sunah setiap hari, selalu berdoa dan berzikir sesuai
dengan situasi yang melingkupi dan menunaikan puasa Ramadan setiap
tahun. Semua ini adalah bentuk istiqomah dalam beribadah.
Karena kadangkala sebagai seorang insan,
kita terkadang dihinggapi rasa giat dan kadang rasa malas. Oleh
karenanya diperlukan kesabaran dalam menghilangkan rasa malas ini, guna
menjalankan ibadah atau amalan yang akan diistiqamahi.
Bertahap dalam beramal. Dalam artian,
ketika menjalankan suatu ibadah, kita hendaknya memulai dari sesuatu
yang kecil namun rutin. Bahkan sifat kerutinan ini jika dipandang perlu,
harus bersifat sedikit dipaksakan. Sehingga akan terwujud sebuah amalan
yang rutin meskipun sedikit. Kerutinan inilah yang insya Allah menjadi
cikal bakalnya keistiqamahan.
sejuta manfaat lain
Al-Quran mengandung mukjizat dan sebagai
obat penenang bagi siapa yang ditimpa kecemasan, gelisah semua orang
paham. Namun bacaan Al-Quran mampu menurunkan rasa nyeri, mungkin tak
semua orang tahu.
Sebuah riset terbaru menemukan, membaca
Al-Qur`an dengan tartil selama 10 menit, dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan oleh ibu yang melahirkan lewat operasi Caesar.
Demikian menurut hasil penelitian oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
angkatan 2009, Hasto Andi Irawan.
Sebanyak 16 dari 31 pasien wanita yang
diambil datanya di Rumah Sakit Nur Hidayah, Yogyakarta, mengaku
mengalami penurunan rasa sakit akibat operasi dalam berbagai tingkatan,
setelah membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an. Hal ini diduga karena tubuh
mendapatkan rangsangan pada saraf lain yang lebih kuat, sehingga dapat
mengalahkan nyeri yang dirasakan.
Ketika membaca, menyuarakan dan mendegarkan ayat al-Qur`an, ada 3 jenis saraf dalam tubuh yang diaktifkan.
Hasil penelitian tersebut dipresentasikan dalam International Conference on Cross Cultural Collaboration in Nursing for Sustainable Development di Bangkok, Thailand, pada 9-10 September 2013 lalu.
Presentasi itu mendapatkan apresiasi
positif dari peserta konferensi, yang mayoritas beragama non-Islam dan
lulusan akademik tingkat S2 dan S3.
Konferensi tersebut diselenggarakan oleh
Christian University of Thailand didukung oleh Azusa Pacific University
of California dan Kimyung University.
Hasul serupa juga pernah diungkap peneliti Iran yang ditulis di Jurnal Sabzevar Univeristy Medical Science, Spring 2003, Volume 10, nomor 1 (27). Dalam artikel berjudul “Pengaruh Bacaan Al-Quran pada Tanda Vital Pasien Sebelum Pembedahan” ditemukan efek dari bacaan Al-Quran pada reaksi fisiologis tubuh terhadap stres menjelang pembedahan.
Studi menguji 61 pasien secara acak dan
menjadi dua kelompok. Tanda-tanda vital subyek diukur dari jam 8:00-9:00
malam, sebelum operasi. Kelompok pertama didengarkan Surat an-Nur, Al-Maidah dan At Taubah (15 menit setiap kali) melalui hanphone. Sedang kelompok kedua tidak diperdengarkan bacaan Al-Quran.
Temuan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara pulse
(denyut jantung), respirasi dan tekanan darah dalam tahap pertama
antara kedua kelompok. Namun, perbedaan antara denyut nadi dan
pernafasan dalam tahap kedua sangat signifikan. Juga, perbedaan yang
nyata antara variasi tahap pertama dan kedua tekanan darah pada kedua
kelompok. Kesimpulannya, mendengarkan bacaan Al Quran menginduksi
penurunan respon fisiologis tubuh terhadap stres (tekanan).
Peneliti Belanda Vander Hoven pernah
menyatakan “Muslim yang dapat membaca bahasa Arab dan yang membaca Al
Qur’an secara teratur dapat melindungi diri dari penyakit psikologis.”
Abdullah, 2009 dalam disertasinya berjudul, “The Effects of Reading the Holy Qur’an on Muslim Students’ Heart rate, Blood Pressure and Perceived Stress Levels”
juga pernah mengungkap temuan peneliti Universitas Sal ford, Yucel
Salih (2007). Di mana telah melaporkan terkait temuan pengaruh bacaan
Al-Quran pada tubuh. Dalam percobaan, peneliti menggunakan 30 sarjana
Muslim psikologi dari Universitas Salford. Ada 15 lelaki dan perempuan.
Dalam studi pertama peserta ikut serta
dalam percobaan yang dibagi menjadi dua kondisi. Peserta diukur denyut
jantung, tekanan darah, dan stres sebelum dan setelah membacaSurah Alam Nashrah dan Surah Al Rahman.
Dalam kondisi denyut jantung peserta lain, tekanan darah, dan stres
yang dirasakan tingkat diukur sebelum dan setelah membaca materi
non-religius yang ditulis dalam Bahasa Arab.
Data dianalisa dengan menggunakan dua faktor Anova dan t-tes post hoc.
Hasilnya ditemukan, denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat stres
menurun bagi peserta yang telah membaca Surah Alam Nashrah Surah Al
Rahman. Peneliti menyimpulkan bahwa bacaan Al-Qur’an sangat bermanfaat
baik secara psikologis dan fisiologis. Sementara, Efek ini tidak dapat
ditemukan dengan pembacaan bahan non-religius yang ditulis dalam bahasa
yang sama sebagai Al-Quran.
Mukjizat Al-Quran ini mengingatkan kita
pada kisah Ilamam Abi Qasim Al Qusyairi An Naisaburi. Kala itu Syeikh
Abi Qasim merasa sedih karena putra tersayangnya sakit keras. Di saat
sedang tidur, ia bermimpi ketemu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam
dan mengeluhkan keadaannya kepada Nabi. “Bagaimana usahamu dengan
ayat-ayat penyembuhan (syifa?),“ tanya Rasulullah padanya.
Ketika bangun ia berpikir tentang
ayat-ayat penyembuhan itu. Dia menemukan 6 ayat tersebut yaitu: Surat At
Taubah: 14, Surat Yunus: 57, Surat an-Nahl:69, Surat Al-Isra’:82, As
Syuara: 80 dan Surat Fusyilah:84.
Dalam Surat Al Isra’: 82 disebutkan, “Dan Kami turunkan dari Al Quran itu suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.“
Dalam Surat Fhusilat: 44, “Katakanlah Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.“
Dalam QS. Yunus 57 disebutkan;
“Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman.”
Mana segeralah ia membacakan ayat-ayat
tersebut kepada anaknya. Alhamdulillah, sejak itu ia seakan terlepas
dari belenggu (penyakit) yang memberatkan.
“Diceritakan, ada seorang lelaki
mengeluh kepada Rasulullah saw “Ya Rasulullah. Dadaku merasa sempit dan
sesak nafasku.” Nabi saw menjawab, “Bacalah Al Quran “ (HR. Abu Said Al Khudry).
Dalam hadits lain Rasulullah pernah menyampaikan, “Hendaknya kamu menggunakan dua macam penawar; madu dan al Qur’an.” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim).
Semoga dengan temuan ilmiah semakin menguatkan iman kita dan menjadikan Al-Quran dan Sunnah menjadikan pedoman dan penawarSEMOGA BERMANFAAT
0 komentar:
Posting Komentar